2. uraikanlah dan berikan contoh dimana letak peran penting suatu metabolit sekunder dalam suatu tumbuhan?
3. bagaimana idenya suatu senyawa dapat diisolasi dan purifikasi?
4. bagaimana idenya suatu senyawa dahan alam dapat diketahui alur biosintesisnya?
JAWAB:
1. 1.
Hubungan
struktur dan kereaktifan senyawa
terhadap suatu penyakit yaitu dapat kita lihat pada buah pare. Buah pare ini telah lama dipakai sebagai obat di Cina
sejak tahun 1578. Selain secara tradisional sebagai tonikum, obat batuk, obat
antimalaria, penambah nafsu makan dan penyembuh luka, ratusan riset telah
dilakukan diberbagai negara untuk mengetahui efek buah pahit ini terhadap kadar
gula darah. Hasil riset yang telah dilakukan di berbagai negara tersebut
ternyata mempertegas khasiat buah pare sebagai antidiabetes. Buah pare yang
belum masak banyak mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (antioksidan
kuat) serta glikosida kukurbitasin, momordisin dan karantin. Pada hewan coba,
dapat diketahui bahwa efek pare dalam menurunkan kadar gula darah adalah dengan
cara mencegah usus menyerap gula yang dimakan. Selain itu pare juga diduga
mempunyai senyawa yang mirip sulfonylurea (obat antidiabetes yang palin tua dan banyak dipakai). Obat
jenis ini menstimulir sel beta pancreas tubuh untuk memproduksi insulin lebih
banyak. Efek pare dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga
serupa dengan mekanisme insulin.
1.
2. Peran penting suatu metabolit sekunder dalam
suatu tumbuhan yaitu pada dasarnya , Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi
pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda
antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan
senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa
metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase
tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama
dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul
sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi
dengan lingkungannya .
Senyawa
metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:
- 1. Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat.) Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.
- 2. Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya.) Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
- 3. Senyawa yang mengandung nitrogen.] Contohnya alkaloid dan glukosinolat.
Dan Sebagian besar tanaman penghasil senyawa
metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan
berkompetisi dengan makhluk hidup lain di sekitarnya.
Gambar:
Resin pinus mengandung metabolit sekunder dan
dapat digunakan dalam produksi pernis dan parfum.
3.
Idenya suatu senyawa dapat diisolasi dan
purifikasi yaitu sebelum melakukan
isolasi terhadap suatu senyawa kimia yang diinginkan dalam suatu tumbuhan maka
perlu maka dilakukan identifikasi pendahuluan kandungan senyawa metabolit
sekunder yang ada pada masing-masing tumbuhan, sehingga dapat diketahui
kandungan senyawa yang ada secara kualitatif dan mungkin juga secara
kuantitatif golongan senyawa yang dikandung oleh tumbuhan tersebut. Untuk
keperluan tersebut maka diperlukan metode persiapan sampel dan metode
identifikasi pendahuluan dari senyawa metabolit sekunder itu. Setelah itu kita
harus tahu struktur molekul dari senyaw yang akan di isolasi supaya tepat dalam
menentukan eluen atau pelarut. Selanjutnya
kita dapat menentukan metode isolasi apa yang tepat terhadap senyawa itu.
Biasanya supaya senyawa itu dapat diisolai, dia harus diekstrak terhadap
pelarut tertentu sesuai dengan sifat kimianya yang telah diketahui.
4.
Idenya suatu senyawa bahan alam dapat
diketahui alur biosintesisnya yaitu yang pertama kita harus tahu terlebih
dahulu struktur molekulnya. Setelah itu
kita identifikasi struktur tersebut , ikatan-ikatan apa saja yang terdapat pada
struktur itu. Atau biasanya dengan cara untuk mengetahui jalur biosintesis adalah dapat melakukan
derivatisasi. Setelah kita mengetahui jalur biosintesisnya , dan ternyata jalur
biosintesisnya bercabang- cabang maka kita dapat melakukan blocking pada salah
satu cabang.
Cara untuk mengetahui jalur
biosintesis pada kultur jaringan adalah :
1. Dengan analisis senyawa kompleks sehingga dapat diketahui building block penyusunnya yang dapat mengarahkan kita kepada senyawa asal dan jalur biosintesisnya.
a. Pendekatan klasik dengan mengidentifikasi jalur biosintesis tiap individu
b. Isolasi enzim
c. Mengkloning gen pengkode
2. Pelabelan dengan radioisotop
3. Mencari database mengenai jalur biosintesis suatu metabolit yang telah diteliti.
1. Dengan analisis senyawa kompleks sehingga dapat diketahui building block penyusunnya yang dapat mengarahkan kita kepada senyawa asal dan jalur biosintesisnya.
a. Pendekatan klasik dengan mengidentifikasi jalur biosintesis tiap individu
b. Isolasi enzim
c. Mengkloning gen pengkode
2. Pelabelan dengan radioisotop
3. Mencari database mengenai jalur biosintesis suatu metabolit yang telah diteliti.
Keuntungan:
1. Tidak ada step tambahan untuk perlakuan kultur
2. Pelaksanaan relative mudah
3. Predictable
Saat penambahan prazat sudah dapat dipastikan dapat meningkatkan metabolit sekunder meskipun sedikit, kadar prazat yang berlebihan (melebihi kadar optimum) dapat meracuni sel terutama prazat yang bersifat toksik bagi sel
Kerugian:
1. Membutuhkan pengetahuan yang lebih, terutama tentang jalur biosintesis untuk pembentukkan metabolit sekunder yang dituju
2. Terjadi kesalahan penambahan substrat.
1. Tidak ada step tambahan untuk perlakuan kultur
2. Pelaksanaan relative mudah
3. Predictable
Saat penambahan prazat sudah dapat dipastikan dapat meningkatkan metabolit sekunder meskipun sedikit, kadar prazat yang berlebihan (melebihi kadar optimum) dapat meracuni sel terutama prazat yang bersifat toksik bagi sel
Kerugian:
1. Membutuhkan pengetahuan yang lebih, terutama tentang jalur biosintesis untuk pembentukkan metabolit sekunder yang dituju
2. Terjadi kesalahan penambahan substrat.
3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar