MATERI DAN METODE
Bahan
Biji pepaya yang digunakan dalam
penelitian ini adalah biji pepaya yang berwarna
putih yang diambil di daerah Kupang-NTT. Bahan kimia yang digunakan seperti metanol
(teknis dan p.a), kloroform p.a, n-heksana (p.a dan teknis), asam sulfat pekat, asam asetat
anhidrat, kalium bromida (KBr), silika gel GF254, silika gel 60, etilasetat p.a, eter p.a, etanol (p.a dan teknis), dan akuades.
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah berbagai alat
gelas, seperangkat alat kromatografi (KLT dan kolom), lampu ulta violet
254 nm dan 366 nm, spektrofotometer ultra violet - tampak, serta
spektrofotometer inframerah.
Cara Kerja
Biji pepaya yang berwarna putih dicelupkan
ke dalam etanol panas kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Sebanyak 500 g
serbuk kering biji pepaya diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan
pelarut n-heksana. Ekstrak yang didapat diuapkan dengan rotary vacuum
evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental n-heksana. Ekstrak
kental tersebut diuji fitokimia dengan pereaksi Liebermann-Burchard
untuk menentukan ada tidaknya triterpenoid.Ekstrak kental positif
triterpenoid dipisahkan dengan kromatografi kolom. Sebelum dilakukan
pemisahan dengan kromatografi kolom, terlebih
dahulu dilakukan pemilihan eluen dengan teknik KLT. Hasil pemisahan kromatografi kolom
(silika
gel 60, n-heksana : eter : etilasetat : etanol (2:3:3:2)) yang sama
digabungkan dan dikelompokkan menjadi kelompok fraksi. Masing-masing
kelompok fraksi tersebut diuji untuk triterpenoid. Fraksi yang positif
mengandung triterpenoid dengan noda tunggal dilanjutkan dengan uji
kemurnian secara KLT
dengan beberapa campuran eluen. Bila tetap
menghasilkan satu noda maka fraksi tersebut dapat dikatakan sebagai
isolat relatif murni secara KLT. Isolat relatif murni ini kemudian
dianalisis dengan Spektrofotometer Ultra violettampak dan Inframerah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolat yang diperoleh sebanyak 50 mg dari
sekitar 500 g sampel serbuk kering biji pepaya. Pemisahan 21,66 g
ekstrak kental n-heksana menggunakan kromatografi kolom (silika gel 60,
n-heksana : eter : etilasetat : etanol (2:3:3:2)) menghasilkan 127
eluat, yang kemudian difraksinasi denagn KLT menghasilkan 3 kelompok
fraksi. Ketiga kelompok fraksi tersebut diuji untuk triterpenoid dengan
pereaksi Liebermann-Burchard. Hasil uji triterpenoid ketiga kelompok
fraksi tersebut dipaparkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji
Tabel 1. Hasil uji triterpenoid
Fraksi Berat (g) Berat (g) pereaksi LB
F1 (5-23) 0,10 COKLAT
F2 (24-65) 1,22 MERAH UNGU
F3 (66-127) 0,05 MERAH UNGU
Fraksi yang dilanjutkan untuk analisis lebih lanjut adalah fraksi F3.
Uji kemurnian dengan analisis KLT menggunakan beberapa fase gerak
menghasilkan isolat relatif murni dengan satu noda pada berbagai
polaritas eluen yang digunakan. Hasil analisis dengan spektrofotometri
inframerah menunjukkan adanya serapan tajam pada daerah bilangan
gelombang 2923,8 cm-1 dan 2852,2 cm-1 yang diduga serapan dari gugus C-H
alifatik stretching. Dugaan ini diperkuat oleh adanya serapan pada
daerah bilangan gelombang 1464,4 cm-1 dan 1206,5 cm-1 yang merupakan
serapan dari -CH2 dan –CH3 bending. Pita serapan yang
tajam pada
daerah bilangan gelombang 1710,4 cm-1 dengan intensitas kuat
mengidentifikasikan gugus karbonil (C=O) (Sastrohamidjojo, 1985).
Identifikasi dengan spektrofotometri ultra violet - tampak menunjukkan
serapan maksimum pada panjang gelombang 228,5 nm yang kemungkinan
diakibatkan oleh terjadinya transisi elektrón n - * dari kromofor C=O.
Hal ini didukung hasil analisis spektrofotometri inframerah yang
menunjukkan isolat mempunyai gugus fungsi C=O pada panjang gelombang
1710,4 nm.
Serapan ultra violet yang landai pada panjang gelombang
287,7 nm kemungkinan diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik n -
* dari ikatan rangkap C=O (Sastrohamidjojo, 1985).
Hasil uji
aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa isolat triterpenoid (F3) dengan
konsentrasi 1000 ppm memiliki potensi menghambat pertumbuhan bakteri
dengan diameter daerah hambat sebesar 10 mm untuk
bakteri E. coli dan 7 mm untuk bakteri S. aureus.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa isolat dari biji pepaya
kemungkinan merupakan senyawa golongan
triterpenoid aldehida dengan karakteristik gugus
fungsi: –CH2, –CH3, dan C=O. Isolat triterpenoid
mempunyai potensi sebagai antibakteri pada
konsentrasi 1000 ppm.
dari jurnal penelitian di atas, di katakan bahwa pada fraksi F2 (24-65) dan fraksi F3 (66-127) dengan berat yang berbeda dan dengan menggunakan pereaksi yang sama (pereaksi Liebermann-Burchard) menghasilkan reaksi yang sama yaitu dengan dicirikan merah ungu. yang menjadi pertanyaan adalah, apakah mekanisme reaksi yang terjadi pada komposisi itu adalah sama? dan dari isolat triterpenoid diatas, pemutusan-pemutusan pada ikatan apa saja yang terjadi ketika pereaksi ditambahkan?
BalasHapuskomponennya sama pada mekanism reaksi tersebut, pemutusan-pemutusan pada ikatan gugus fungsi OH dan atom carbon..
BalasHapusdapat dilihat pada struktur trierpenoid itu sendiri