Rabu, 07 November 2012

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DARI BIJI PEPAYA (Carica papaya L.)

MATERI DAN METODE
Bahan
Biji pepaya yang digunakan dalam
penelitian ini adalah biji pepaya yang berwarna
putih yang diambil di daerah Kupang-NTT. Bahan kimia yang digunakan seperti metanol
(teknis dan p.a), kloroform p.a, n-heksana (p.a dan teknis), asam sulfat pekat, asam asetat
anhidrat, kalium bromida (KBr), silika gel GF254, silika gel 60, etilasetat p.a, eter p.a, etanol (p.a dan teknis), dan akuades.

Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah berbagai alat gelas, seperangkat alat kromatografi (KLT dan kolom), lampu ulta violet 254 nm dan 366 nm, spektrofotometer ultra violet - tampak, serta spektrofotometer inframerah.
Cara Kerja
Biji pepaya yang berwarna putih dicelupkan ke dalam etanol panas kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Sebanyak 500 g serbuk kering biji pepaya diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak yang didapat diuapkan dengan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental n-heksana. Ekstrak kental tersebut diuji fitokimia dengan pereaksi Liebermann-Burchard untuk menentukan ada tidaknya triterpenoid.Ekstrak kental positif triterpenoid dipisahkan dengan kromatografi kolom. Sebelum dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom, terlebih
dahulu dilakukan pemilihan eluen dengan teknik KLT. Hasil pemisahan kromatografi kolom
(silika gel 60, n-heksana : eter : etilasetat : etanol (2:3:3:2)) yang sama digabungkan dan dikelompokkan menjadi kelompok fraksi. Masing-masing kelompok fraksi tersebut diuji untuk triterpenoid. Fraksi yang positif mengandung triterpenoid dengan noda tunggal dilanjutkan dengan uji kemurnian secara KLT
dengan beberapa campuran eluen. Bila tetap menghasilkan satu noda maka fraksi tersebut dapat dikatakan sebagai isolat relatif murni secara KLT. Isolat relatif murni ini kemudian dianalisis dengan Spektrofotometer Ultra violettampak dan Inframerah.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolat yang diperoleh sebanyak 50 mg dari sekitar 500 g sampel serbuk kering biji pepaya. Pemisahan 21,66 g ekstrak kental n-heksana menggunakan kromatografi kolom (silika gel 60, n-heksana : eter : etilasetat : etanol (2:3:3:2)) menghasilkan 127 eluat, yang kemudian difraksinasi denagn KLT menghasilkan 3 kelompok fraksi. Ketiga kelompok fraksi tersebut diuji untuk triterpenoid dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Hasil uji triterpenoid ketiga kelompok fraksi tersebut dipaparkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji


Tabel 1. Hasil uji triterpenoid
Fraksi Berat (g)                    Berat (g)                     pereaksi LB
F1 (5-23)                           0,10                                 COKLAT
F2 (24-65)                          1,22                                 MERAH UNGU
F3 (66-127)                        0,05                                MERAH UNGU


Fraksi yang dilanjutkan untuk analisis lebih lanjut adalah fraksi F3. Uji kemurnian dengan analisis KLT menggunakan beberapa fase gerak menghasilkan isolat relatif murni dengan satu noda pada berbagai polaritas eluen yang digunakan. Hasil analisis dengan spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya serapan tajam pada daerah bilangan gelombang 2923,8 cm-1 dan 2852,2 cm-1 yang diduga serapan dari gugus C-H alifatik stretching. Dugaan ini diperkuat oleh adanya serapan pada daerah bilangan gelombang 1464,4 cm-1 dan 1206,5 cm-1 yang merupakan serapan dari -CH2 dan –CH3 bending. Pita serapan yang
tajam pada daerah bilangan gelombang 1710,4 cm-1 dengan intensitas kuat mengidentifikasikan gugus karbonil (C=O) (Sastrohamidjojo, 1985). Identifikasi dengan spektrofotometri ultra violet - tampak menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 228,5 nm yang kemungkinan diakibatkan oleh terjadinya transisi elektrón n - * dari kromofor C=O. Hal ini didukung hasil analisis spektrofotometri inframerah yang menunjukkan isolat mempunyai gugus fungsi C=O pada panjang gelombang 1710,4 nm.
Serapan ultra violet yang landai pada panjang gelombang 287,7 nm kemungkinan diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik n - * dari ikatan rangkap C=O (Sastrohamidjojo, 1985).
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa isolat triterpenoid (F3) dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki potensi menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter daerah hambat sebesar 10 mm untuk
bakteri E. coli dan 7 mm untuk bakteri S. aureus.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa isolat dari biji pepaya
kemungkinan merupakan senyawa golongan
triterpenoid aldehida dengan karakteristik gugus
fungsi: –CH2, –CH3, dan C=O. Isolat triterpenoid
mempunyai potensi sebagai antibakteri pada
konsentrasi 1000 ppm.

2 komentar:

  1. dari jurnal penelitian di atas, di katakan bahwa pada fraksi F2 (24-65) dan fraksi F3 (66-127) dengan berat yang berbeda dan dengan menggunakan pereaksi yang sama (pereaksi Liebermann-Burchard) menghasilkan reaksi yang sama yaitu dengan dicirikan merah ungu. yang menjadi pertanyaan adalah, apakah mekanisme reaksi yang terjadi pada komposisi itu adalah sama? dan dari isolat triterpenoid diatas, pemutusan-pemutusan pada ikatan apa saja yang terjadi ketika pereaksi ditambahkan?

    BalasHapus
  2. komponennya sama pada mekanism reaksi tersebut, pemutusan-pemutusan pada ikatan gugus fungsi OH dan atom carbon..
    dapat dilihat pada struktur trierpenoid itu sendiri

    BalasHapus